Resensi Buku Filosofi Teras ‘Cara Agar Hidup Lebih Tenang’

Salah satu cara untuk mendapatkan inspirasi dan motivasi dalam melakukan hal positif adalah dengan membaca buku, terlebih lagi jika buku yang kamu baca tentang Filosofi Teras.

Buku Filosofi Teras ini memperkenalkan tentang filsafat Stoa, dimana stoa itu sendiri berasal dari Bahasa Latin yang berarti teras.

Ingin tahu lebih dalam tentang buku ini? Di bawah ini kami telah merangkum seputar rensensi tentang buku ini. Yuk ikuti penjelasan berikut.

Resensi Buku Filosofi Teras

Buku Filosofi Teras merupakan karya dari Henry Manampiring. Alasan ia menulis buku Filosofi Teras ini karena pernah didiagnosis menderita Major Depressive Disorder atau depresi pada tahun 2017.

Pada saat menjalani masa pengobatan, beliau menemukan sebuah buku berjudul How to Be a Stoic karya Massimo Piglucci yang berisikan ajaran stoisisme atau filsafat stoa.

Setelah membaca buku tersebut, dirinya merasa menemukan sebuah terapi tanpa obat dalam menangani depresi.

Dengan membaca dan melakukan ajaran yang ada pada buku tersebut ia merasa lebih tenang dan dapat mengendalikan emosi negatif yang ada pada dirinya.

Akhirnya, ia pun memutuskan untuk menulis buku Filosofi Teras karena belum banyak buku berbahasa Indonesia yang membahas mengenai filsafat stoa.

Ia berharap dengan adanya buku ini dapat menciptakan minat baik bagi para pembaca. Dengan begitu, pembaca dapat memperoleh hidup yang lebih tenang.

Filosofi Teras adalah buku yang berisikan tentang ajaran filsafat stoa. Filsafat stoa adalah nama dari sebuah aliran filsafat Yunani yang diciptakan oleh Zeno.

Stoa adalah tempat favorit Zeno dalam mengajar filosofinya kepada kaum stoa, sehingga nama filsafatnya disebut dengan stoisisme.

Alasan Henry memberi judul Filosofi Teras karena terdapat banyak orang yang sulit menyebutkan “stoisisme” sehingga menggunakan terjemahan dari kata stoa, yaitu teras.

Ajaran filsafat stoa yang terdapat pada buku Filosfi Teras ini bertujuan agar pembacanya mampu hidup dengan tenteram, bebas dari emosi negatif, seperti sedih, marah, cemburu, curiga, baper, dan lain-lain.

Selain itu, filsafat stoa juga memiliki tujuan agar para pembacanya dapat menajalani kehidupan untuk dapat mengasah kebajikan. Ada empat kebajikan utama yang diajarkan pada buku ini, yaitu kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan menahan diri.

Buku Filosofi Teras ini juga mengajarkan kita untuk wajib hidup selaras dengan alam. Maksudnya adalah kita harus hidup dengan menggunakan nalar.

Hal ini dikarenakan yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia memiliki nalar, akal sehat, rasio, dan kemampuan penggunaannya untuk hidup berkebajikan.

Dalam pandangan filsafat stoa, definisi bahagia adalah ketika kita hidup bebas dari emosi negatif, bukan emosi positif.

Dengan adanya emosi negatif yang terus bersarang pada diri manusia maka dapat menyebabkan timbulnya rasa khawatir dan cemas yang berlebihan.

Timbulnya rasa khawatir biasanya disebabkan oleh opini yang tidak rasional ataupun opini dari orang lain. Padahal, opini orang lain adalah salah satu hal yang tidak dapat kita kendalikan.

Itulah seputar resensi buku Filosofi Teras. Bagaimana menerik bukan? Buku ini memiliki tujuan yang sangat mulia.

0 Komentar