Sinopsis Novel "Tapak Jejak (2019)" Karya Fiersa Besari

 

sinopsis novel tapak jejak karya fiersa besari

Novel "Tapak Jejak" merupakan karya penulis dan musisi terkenal Indonesia, Fiersa Besari, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2019. Sebagai kelanjutan dari novel sebelumnya, "Arah Langkah," yang terbit pada tahun 2018, "Tapak Jejak" mengisahkan petualangan Fiersa Besari bersama dua sahabatnya, Baduy dan Prem, saat menjelajahi berbagai daerah di Indonesia pada tahun 2013.

Baca juga: Profil dan Biodata Fiersa Besari Lengkap Dengan Karya Tulisan dan Lagu

Pada bulan April 2013, ketiga petualang ini memulai perjalanan mereka dengan niat dan tujuan yang berbeda. Meskipun teman seperjalanan mereka kembali satu per satu, jejak perjalanan harus tetap dilanjutkan. "Tapak Jejak" melanjutkan kisah "Arah Langkah" dengan mengeksplorasi daerah paling timur Indonesia, menyingkap keindahan alam, tradisi, dan budaya serta mendalami makna rumah dan keluarga.

Walaupun jejak kaki membawa mereka jauh, hati selalu menuntun pulang ke tempat yang paling tepat, yaitu rumah. Dalam novel ini, Fiersa Besari menceritakan silsilah keluarganya, termasuk Ayah, Ibu, dan Adiknya, serta mengulas masa lalu pribadinya.

Baca juga: Rekomendasi Buku Fiersa Besari Terpopuler

Ketika dua teman Fiersa, Prem dan Baduy, memilih pulang dan mengakhiri perjalanan di Ternate, Fiersa harus mempertimbangkan apakah akan melanjutkan perjalanan seorang diri atau ikut pulang bersama mereka. Setelah pertimbangan matang, Fiersa memilih melanjutkan sendiri, mengeksplorasi daerah paling timur Indonesia, meskipun perbekalannya menipis.

Perjalanan Fiersa selama tujuh bulan ke daerah timur Indonesia, terutama melalui jalur laut, menghadapi berbagai kesulitan. Namun, keindahan alam dan keramahan masyarakat Indonesia membantu perjalanannya. Fiersa menemukan dukungan dari teman-teman pecinta alam dan warga lokal di tempat-tempat yang ia kunjungi.

Baca juga: Chord dan Makna lagu "Celengan Rindu" - Fiersa Besari

Di balik keindahan tersebut, Fiersa menyadari ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat di daerah timur Indonesia. Meskipun menghadapi keterbatasan, Fiersa berhasil menjelajahi berbagai tempat, menyadari bahwa berpetualang bukanlah cara tepat untuk menyembuhkan patah hati. Yang lebih penting adalah berdamai dengan diri sendiri, hati, dan kenyataan yang tidak sesuai harapan.

0 Komentar